Senin, 31 Oktober 2016

Daftar nama SMA di bekasi





1. SMA Negeri 1 Kota Bekasi
    Jl. K.H Agus Salim No. 181 Kota Bekasi 17112 - Jawa Barat
2. SMA Negeri 2 Kota Bekasi
    Jl. Tangkuban Perahu No. 1 Perumnas 2 Kota Bekasi - Jawa Barat
3. SMA Negeri 3 Kota Bekasi
   Jl. Pulo Sirih Raya No. 1 Taman Galaxi Kota Bekasi - Jawa Barat 
4. SMA Negeri 4 Kota Bekasi
   Jl. Cemara Permai Perumahan Harapan Jaya Kota Bekasi - Jawa Barat
5. SMA Negeri 5 Kota Bekasi
    Jl. Gamprit Komplek Jatiwaringin Asri Pondok Gede
6. SMA Negeri 6 Kota Bekasi 
    Jl. Asri Lestari Raya Jatiasih Bekasi Selatan 17423 - Jawa Barat
7. SMA Negeri 7 Kota Bekasi
    Jl. Lingkar Tatakota No. 107 Jatisampurna Kota Bekasi 17423 - Jawa Barat
8. SMA Negeri 8 Kota Bekasi 
   Jl. Irigasi No. 1 Rt 01/21 Pekayonjaya Bekasi Selatan 17148 - Jawa Barat
9. SMA Negeri 9 Kota Bekasi
    Jl. Raya Legenda Mustika Jaya Bekasi Timur, Kota Bekasi - Jawa Barat
10. SMA Negeri 10 Kota Bekasi 
      Jl. Flamboyan Raya Perum. Harapan Indah
11. SMA Negeri 11 Kota Bekasi
      Jl. Wibawa Mukti Kav. PATI AURI Jatiasih
12. SMA Negeri 12 Kota Bekasi
      Jl. I Gusti Ngurah Rai Kranji Bekasi Barat - Kota Bekasi 17135 - Jawa Barat - Indonesia
13. SMA Negeri 13 Kota Bekasi
      Jl. Pariwisata Raya Perum. Bumi Bekasi Baru - Rawalumbu, Kota Bekasi - Jawa Barat
14. SMA Negeri 14 Kota Bekasi
     Jl. Ceri Raya Perum. Alinda Kencana Permai - Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, Kota Bekasi
15. SMA Negeri 15 Kota Bekasi 
      Jl. H. Open Ciketing Udik Bantar Gebang Kota Bekasi - Jawa Barat - Indonesia
16. SMA Negeri 16 Kota Bekasi  
     Jl. Hamkam Pos 3 (Lingkar Luar JORR) Pd. Melati - Pondok Gede, Kota Bekasi - Jawa Barat
17. SMA Negeri 17 Kota Bekasi
      Jl. Galaksi VII Perum Jakasampurna /Up. SMAN 3 Bekasi - Bekasi Selatan - Jawa Barat
18. SMA Negeri 18 Kota Bekasi
      Jl. Agus Salim/Up. SMAN 1 Bekasi Timur - Jawa Barat

Daftar Nama Kampus Bekasi








1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia
2. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga
3. Akademi Kebidanan Farama Mulya
4. Akademi Keperawatan Antariksa
5. Universitas Islam 45
6. STT Lighthouse Equipping Theological School (Lets)
7. STEBI Global Mulia Cikarang
8. Sekolah Tinggi Transportasi Darat Bekasi
9. Sekolah Tinggi Teologi Katharos Indonesia Bekasi
10. STT Bethel Bekasi
11. STT Tabernakel Kemuliaan-Nya
12. STAI Nur El Ghazy Bekasi
13. STID Mohammad Natsir Bekasi
14. STIT Al-Marhalah Al-`Uliya Bekasi
15. STAI At-Taqwa Bekasi
16. STAI Bani Saleh Bekasi
17. STIU Darul Hikmah Bekasi
18. STAI Pelita Bangsa Bekasi
19. STAI Haji Agus Salim Cikarang Bekasi
20. Institut Agama Islam Shalahuddin Al-Ayyubi Tambun
21. STAI Duta Bangsa Bekasi
22. Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
23. Politeknik Gunakarya Indonesia Bekasi
24. Politeknik Meta Industri Cikarang
25. Akademi Kebidanan Prima Indonesia
26. Akademi Perpajakan Padang (AKAP) Bekasi
27. Akademi Kebidanan Bhakti Bangsa
28. Akademi Telekomunikasi Nusantara
29. Akademi Teknik Mesin Industri Cikarang
30. AMIK Al-Muslim Bekasi
31. AMIK Sultan Agung
32. Akademi Kebidanan Suka Wangi Bekasi
33. Akademi Kebidanan Bhakti Husada Cikarang
34. Akademi Radiognostik Dan Radioterapi Yapenpernus
35. Akademi Kebidanan Gema Nusantara Bekasi
36. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika (BSI) Bekasi
37. Akademi Keperawatan Bhakti Husada Cikarang
38. Akademi Sekretari Dan Manajemen Bina Insani
39. Akademi Akuntansi Bina Insani
40. STKIP Panca Sakti Bekasi
41. Sekolah Tinggi Bahasa Asing IEC Bekasi
42. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh
43. Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa
44. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medika Cikarang
45. Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa
46. STMIK Bina Insani
47. STMIK Cikarang
48. Sekolah Tinggi Bahasa Asing Cipto Hadi Pranoto
49. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Bekasi
50. STMIK MIC Cikarang
51. STMIK Mercusuar
52. Sekolah Tinggi Teknologi Mitra Karya
53. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi BII Bekasi
54. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Sandikta
55. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana Tambun
56. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adhy Niaga
57. Sekolah Tinggi Bahasa Asing JIA
58. STMIK Pranata Indonesia
59. STMIK Bani Saleh
60. STMIK-STT Mitra Karya
61. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Bhakti
62. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mulia Pratama
63. Sekolah Tinggi Teknologi Bina Tunggal
64.Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi
65.Universitas Presiden

Alamat Kantor Pemerintah Cikarang (Kab Bekasi)

Kabupaten Bekasi ibukota Cikarang
Kantor Bupati Jl.A.Yani No.1,Bekasi-Jawa Barat
Telp.(021) 8801336
Faxs.
Website :http://www.bekasikab.go.id/www/html/3tno.php

Kota Bekasi ibukota Bekasi
Kantor Walikota Jl.Ir.H.Juanda No.100,Bekasi-Jawa Barat
Telp.(021) 8811611
Faxs.
Website :http://www.kotabekasi.go.id/




Daftar Alamat Kantor Pos Cikarang (Kab.Bekasi)





1. Setu
    Alamat : Jl. R. Suprapto No. 28 RT.01/01
    Telepon : 021-82609373

2. Serang Baru
    Alamat : KP Cijingga RT.03/02 No. 12 

3. Cibarusah
    Alamat : Kp Pasar Lama 12 RT.03/02 Cbh
    Telepon : 021-89950897

4. Tambun Selatan
    Alamat : Jl. Sultan Hasanudin No. 340
    Telepon : 021-88327041

5. Tambun Utara
     Alamat : JL. Raya Sri Amur

6. Cibitung
    Alamat : Jl. Raya Teuku Umar
    Telepon : 021-8831288

7. Cikarang Barat
    Alamat : Jl. Raya Kawasan Industri MM2100 
    Telepon : 021-89982640

8. Cikarang Pusat
    Alamat : Jl. Gatot Subroto No. 41 A Cikarang
    Telepon : 021-8904458

9. Cikarang Utara
    Alamat : Jl. Jendral Urip
    Telepon : 021-8900027

10. Cikarang Selatan 
      Alamat :  Jl. MH Thamrin Lippo Cikarang
      Telepon : 021-8974425

11. Kedungwaringin
      Alamat : Jl. Kedungwaringin No. 46
      Telepon : 021-89143106

12. Babelan
      Alamat : Bbe Mas Permai Blok A No. 377
      Telepon : 021-89133325

13. Sukatani
       Alamat : Kp Gianda RT.01/RW.01
       Telepon : 021-89160781

14. Pebayuran
      Alamat : Jl. Raya Pebayuran No. 110
    
15. CabangBungin
      Alamat : Setia Jaya RT 01/01
      Telepon : 021-89180521  

16. Muara Gembong 
       Alamat : Kp Gaga Pantai Mekar RT.09/05                      

Lokasi Wisata


Mungkin anda bisa berwisata ke lokasi yang nyaman dan terjangkau





WaterBoom Lippo Cikarang
Jln. Madiun Kav. 115 Lippo Cikarang, Cikarang, Jawa Barat 17550, Indonesia
Telp: (021) 8990 7814, 8990 9467-68    Fax: (021) 8990 9469
marketing@waterboomlippocikarang.com
atau bisa akses situs di http://www.waterboomlippocikarang.com





Taman Buaya Indonesia Jaya
Alamat : Jl. Raya Serang-Cibarusah Km. 3, Serang Baru, Bekasi, Jawa Barat 17330, Indonesia





Pantai Muara Gembong
Alamat : Pantai Bahagia, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat 17730, Indonesia





Bumi Perkemahan Karang Kitri
Alamat : Jl. Desa Karang Mulya RT. 001 RW. 001, Kecamatan Bojongmangu, Kampung Karang Kitri, Jawa Barat 17356, Indonesia
Phone: +62 813-8250-1617





Megati Waterpark Cikarang
Alamat : Jl. raya pilar sukatani Ds, karang setia, Cikarang Utara.




Matador Family Waterpark Cikarang 

alamat : Jl. raya cibarusah cikarang selatan, bekasi jawa barat.

 



Sejarah Cikarang






Kabupaten Bekasi (aksara Sunda: ᮊᮘ᮪. ᮘᮨᮊᮞᮤ, Latin: Kab. Bekasi) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Cikarang. Kabupaten ini berada tepat di sebelah timur Jakarta, berbatasan dengan Kota Bekasi dan Provinsi DKI Jakarta di barat, Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Karawang di timur, serta Kabupaten Bogor di selatan. Kabupaten Bekasi terdiri atas 23 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan.
Penelusuran Poerbatjaraka (seorang ahli bahasa Sansakerta dan bahasa Jawa Kuno), kata “Bekasi” secara filologis berasal dari kata Candrabhaga; Candra berarti bulan (“sasi” dalam bahasa Jawa Kuno) dan Bhaga berarti bagian. Jadi Candrabhaga berarti bagian dari bulan . Pelafalan kata Candrabhaga kadang berubah menjadi Sasibhaga atau Bhagasasi . Dalam pengucapannya sering disingkat Bhagasi, dan karena pengaruh bahasa Belanda sering ditulis Bacassie (di Stasiun KA Lemahabang pernah ditemukan plang nama Bacassie). Kata Bacassie kemudian berubah menjadi Bekasi sampai dengan sekarang.
Candrabhaga merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara, yang berdiri sejak abad ke 5 Masehi. Ada 7 (tujuh) prasasti yang menyebutkan adanya kerajaan Tarumanagara yang dipimpin oleh Maharaja Purnawarman, yakni Prasasti Tugu (Cilincing, Jakarta), Prasasti Ciaruteun, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Pasir Awi (ke enam prasasti ini ada di daerah Bogor), dan satu prasasti di daerah Bandung Selatan (Prasasti Cidangiang).
Diduga bahwa Bekasi merupakan salah satu pusat Kerajaan Tarumanagara (Prasasti Tugu, berbunyi : ..dahulu kali yang bernama Kali Candrabhaga digali oleh Maharaja Yang Mulia Purnawarman, yang mengalir hingga ke laut, bahkan kali ini mengalir disekeliling istana kerajaan. Kemudian, semasa 22 tahun dari tahta raja yang mulia dan bijaksana beserta seluruh panji-panjinya menggali kali yang indah dan berair jernih, “Gomati” namanya. Setelah sungai itu mengalir disekitar tanah kediaman Yang Mulia Sang Purnawarman. Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, yaitu pada tanggal 8 paro petang bulan Phalguna dan diakhiri pada tanggal 13 paro terang bulan Caitra. Jadi, selesai hanya 21 hari saja. Panjang hasil galian kali itu mencapai 6.122 tumbak.Untuk itu, diadakan selamatan yang dipimpin oleh para Brahmana dan Raja mendharmakan 1000 ekor sapi…). Tulisan dalam prasasti ini menggambarkan perintah Raja Purnawarman untuk menggali kali Candrabhaga, yang bertujuan untuk mengairi sawah dan menghindar dari bencana banjir yang kerap melanda wilayah Kerajaan Tarumanagara.
Setelah kerajaan Tarumanagara runtuh (abad 7), kerajaan yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap Bekasi adalah Kerajaan Padjadjaran, terlihat dari situs sejarah Batu Tulis (di daerah Bogor). Sutarga lebih jauh menjelaskan, bahwa Bekasi merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Padjadjaran dan merupakan salah satu pelabuhan sungai yang ramai dikunjungi oleh para pedagang. Bekasi menjadi kota yang sangat penting bagi Padjadjaran, selanjutnya menjelaskan bahwa: “..Pakuan adalah ibukota Kerajaan Padjadjaran yang baru. Proses perpindahan ini didasarkan atas pertimbangan geopolitik dan strategi militer. Sebab, jalur sepanjang Pakuan banyak dilalui aliran sungai besar yakni sungai Ciliwung dan Cisadane. Oleh sebab itu, kota-kota pelabuhan yang ramai ketika itu akan mudah terkontrol dengan baik seperti Bekasi, Karawang, Kelapa, Tanggerang dan Mahaten atau Banten Sorasoan…”
Demikianlah, waktu berlalu, kerajaan-demi kerajaan tumbuh, berkembang, mengalami masa kejayaan, runtuh, timbul kerajaan baru. Kedudukan Bekasi tetap menempati posisi strategis dan tercatat dalam sejarah masing-masing kerajaan (terakhir tercatat dalam sejarah, kerajaan yang menguasai Bekasi adalah Kerajaan Sumedanglarang, yang menjadi bagian dari Kerajaan Mataram).Bahkan bukti-bukti mengenai keberadaan kerajaan ini sampai sekarang masih ada, misalnya : ditemukannya makam Wangsawidjaja dan Ratu Mayangsari (batu nisan), makam Wijayakusumah serta sumur mandinya yang terdapat di kampung Ciketing, Desa Mustika Jaya, Bantargebang.Dimana baik batu nisan maupun kondisi sumur serta bebatuan sekitarnya, menunjukkan bahwa usianya parallel dengan masa Kerajaan Sumedanglarang. Demikian pula penemuan rantai di Kobak Rante, Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukakarya (konon katanya, daerah Kobak Rante adalah daerah pinggir sungai yang cukup besar, hingga mampu dilayari kapal. Jalur ini sering digunakan patroli kapal dari Sumedanglarang.
Pada masa ini masuk ke dalam Regentschap Meester Cornelis, yang terbagi atas empat district, yaitu Meester Cornelis, Kebayoran, Bekasi dan Cikarang. District Bekasi, pada masa penjajahan Belanda dikenal sebagai wilayah pertanian yang subur, yang terdiri atas tanah-tanah partikelir, system kepemilikan tanahnya dikuasai oleh tuan-tuan tanah (kaum partikelir), yang terdiri dari pengusaha Eropa dan para saudagar Cina. Diatas tanah partikelir ini ditempatkan Kepala Desa atau Demang, yang diangkat oleh Residen dan digaji oleh tuan tanah. Demang ini dibantu oleh seorang Juru Tulis, para Kepala Kampung, seorang amil, seorang pencalang (pegawai politik desa), seorang kebayan (pesuruh desa), dan seorang ulu-ulu (pengatur pengairan).
Untuk mengawasi tanah, para tuan tanah mengangkat pegawai atau pembantu dekatnya, disebut potia atau lands opziener. Potia biasanya keturunan Cina, yang diangkat oleh tuan tanah. Tugas potia adalah mengawasi para pekerja, serta mewakili tuan tanah apabila tidak ada ditempat. Disamping itu ada juga Mandor yang menguasai suatu wilayah, disebut wilayah kemandoran. Dalam praktik sehari-hari, mandor sangatlah berkuasa, seringkali tindakannya terhadap para penggarap melampaui batas-batas kemanusiaan. Para penggarap adalah pemilik tanah sebelumnya, yang tanahnya dijual pada tuan tanah. Orang yang diangkat mandor biasanya dari para jagoan atau jawara yang ditakuti oleh para penduduk.
Distrik Bekasi terkenal subur yang produktif, hasilnya lebih baik jika dibandingkan dengan distrik-distrik lain di Batavia, distrik Bekasi rata-rata mencapai 30-40 pikul padi setiap bau, sedangkan distrik lain hanya mampu menghasilkan padi 15-30 pikul setiap bau’nya. Namun yang menikmati hasil kesuburan tanah Bekasi adalah Sang tuan tanah, bukanlah rakyat Bekasi. Rakyat Bekasi tetap kekurangan, dalam kondisi yang serba sulit, seringkali muncul tokoh pembela rakyat kecil, semisal Entong Tolo, seorang kepala perambok yang selalu menggasak harta orang-orang kaya, kemudian hasilnya dibagikan kepada rakyat kecil, karenanya rakyat sangat menghormati dan melindungi keluarga Entong Tolo, Sang Maling Budiman, Robin Hood’nya rakyat Bekasi. Di hampir semua wilayah Bekasi memiliki cerita sejenis, dengan versi dan nama tokoh yang berbeda. Hal ini juga, yang mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat Bekasi, terhadap sesuatu yang berhubungan dengan ke’jawara’an.
Setelah Entong Tolo ditangkap dan dibuang ke Manado, tahun 1913 di Bekasi muncul organisasi Sarekat Islam (SI) yang banyak diminati masyarakat yang sebagian besar petani. Berbeda dengan di daerah lain, kepengurusan SI Bekasi didominasi oleh kalangan pedagang, petani, guru ngaji, bekas tuan tanah dan pejabat yang dipecat oleh Pemerintah Hindia Belanda, serta para jagoan yang dikenal sebagai rampok budiman. Karena jumlah yang cukup banyak, SI Bekasi kemudian menjadi kekuatan yang dominan ketika berhadapan dengan para tuan tanah. Antara 1913-1922, SI Bekasi menjadi penggerak berbagai protes sebagai upaya penentangan terhadap berbagai penindasan terhadap petani, misalnya pemogokkan kerja paksa (rodi), protes petani di Setu (1913) sampai pemogokkan pembayaran “cuka” (1918).
Kedatangan Jepang di Indonesia bagi sebagian besar kalangan rakyat, memperkuat anggap eksatologis ramalan Jayabaya (buku “Jangka Jayabaya”, mengungkapkan :”…suatu ketika akan datang bangsa kulit kuning dari utara yang akan mengusir bangsa kulit putih. Namun, ia hanya akan memerintah sebentar yakni selama ‘seumur jagung’, sebagai Ratu Adil yang kelak akan melepaskan Indonesia dari belenggu penjajahan…”
Pada awalnya, penaklukan Jepang terhadap Belanda disambut dengan suka cita, yang dianggap sebagai pembebas dari penderitaan. Rakyat Bekasi menyambut dengan kegembiraan, dan semakin meluap ketika Jepang mengijinkan pengibaran Sang Merah Putih dan dinyanyikannya lagu Indonesia Raya. Namun kegembiraan rakyat Bekasi hanya sekejap, selang seminggu pemerintah Jepang mengeluarkan larangan pengibaran Sang Merah Putih dan lagu Indonesia Raya. Sebagai gantinya Jepang memerintahkan seluruh rakyat Bekasi mengibarkan bendera “Matahari Terbit” dan lagu “Kimigayo”. Melalui pemaksaan ini, Jepang memulai babak baru penindasan, yang semula dibanggakan sebagai “saudara tua”.
Kekejaman tentara Jepang semakin kentara, ketika mengintruksikan agar seluruh rakyat Bekasi berkumpul di depan kantor tangsi polisi, untuk menyaksikan hukuman pancung terhadap penduduk Telukbuyung bernama Mahbub, yang ditangkap karena diduga sebagai mata-mata Belanda dan menjual surat tugas perawatan kuda-kuda militer Jepang. Hukum pancung ini sebagai shock theraphy agar menimbulkan efek jera dan ketakutan bagi rakyat Bekasi. Bala tentara Jepang juga memberlakukan ekonomi perang, padi dan ternak yang ada di Bekasi Gun dicatat, dihimpun dan wajib diserahkan kepada penguasa militer Jepang. Bukan saja untuk keperluan sehari-hari tetapi juga untuk keperluan jangka panjang, dalam rangka menunjang Perang Asia Timur Raya.
Akibatnya, rakyat Bekasi mengalami kekurangan pangan, keadaan ini makin diperparah dengan adanya “Romusha” (kerja rodi). Pemerintah militer Jepang juga melakukan penetrasi kebudayaan dengan memaksa para pemuda Bekasi untuk belajar semangat bushido (spirit of samurai), pendewaan Tenno Haika (kaisar Jepang). Para pemuda dididik melalui kursus atau dengan melalui pembentukan Seinendan, Keibodan, Heiho dan tentara Pembela Tanah Air (PETA), yang kemudian langsung ditempatkan kedalam organisasi militer Jepang.
Selain organisasi bentukan Jepang, pemuda Bekasi mengorganisasikan diri dalam organisasi non formal yaitu Gerakan Pemuda Islam Bekasi (GPIB), yang didirikan pada tahun 1943 atas inisiatif para pemuda Islam Bekasi yang setiap malam Jum’at mengadakan pengajian di Mesjid Al –Muwahiddin, Bekasi, para anggotanya terdiri atas pemuda santri, pemuda pendidikan umum dan pemuda “pasar” yang buta huruf. Awalnya GPIB dipimpin oleh Nurdin, setelah ia meninggal 1944, digantikan oleh Marzuki Urmaini. Hingga awal kemerdekaan BPIB memiliki anggota yang banyak, markasnya di rumah Hasan Sjahroni, di daerah pasar Bekasi, banyak anggotanya kemudian bergabung ke-BKR dan badan perjuangan yang dipimpin oleh KH Noer Alie. GPIB banyak memiliki Cabang antara lain, GPIB Pusat Daerah Bekasi (Marzuki Urmaini dan Muhayar), GPIB Daerah Ujung Malang (KH Noer Alie), GPIB Daerah Tambun (Angkut Abu Gozali, GPIB Kranji (M. Husein Kamaly) dan GPIB Cakung (Gusir) berdirinya kabupaten Bekasi. Berdasarkan aturan hukum pada saat itu dan melihat kegigihan rakyat memperjuangkan aspirasinya untuk membentuk suatu pemerintahan tersendiri, setingkat Kabupaten, mulailah para tokoh dan rakyat Bekasi berjuang agar pembentukan tersebut dapat terealisasikan. Awal tahun 1950, para pemimpin rakyat diantaranya R. Soepardi, KH Noer Alie, Namin, Aminudin dan Marzuki Urmaini membentuk “Panitia Amanat Rakyat Bekasi”, dan mengadakan rapat raksasa di Alun-alun Bekasi (17 Januari 1950), yang dihadiri oleh ribuan rakyat yang datang dari pelbagai pelosok Bekasi, dihasilkan beberapa tuntutan yang terhimpun dalam “Resolusi 17 Januari”, yang antara lain menuntut agar nama Kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi, tuntutan itu ditandatangani oleh Wedana Bekasi (A. Sirad) dan Asisten Wedana Bekasi (R. Harun).
Usulan tersebut akhirnya mendapat tanggapan dari Mohammad Hatta, dan menyetujui penggantian nama “Kabupaten Jatinegara” menjadi “Kabupaten Bekasi”, persetujuan ini semakin kuat dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 14 Tahun 1950 yang ditetapkan tanggal 8 Agustus 1950 tentang Pembentukan Kabupaten-kabupaten di lingkungan Provinsi Jawa Barat, serta memperhatikan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1950 tentang berlakunya undang-undang tersebut, maka Kabupaten Bekasi secara resmi terbentuk pada tanggal 15 Agustus 1950, dan berhak mengatur rumah tangganya sendiri, sebagaimana diatur oleh Undang-undang Pemerintah Daerah pada saat itu, yaitu UU No.22 Tahun 1948. Selanjutnya, ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Bekasi, bahwa tanggal 15 Agustus 1950 sebagai hari jadi kabupaten.
Status ini dikukuhkan dengan UU Nomor 14 Tahun 1950 mengenai pembentukan Kabupaten Bekasi, dengan wilayah yang terdiri dari empat kewedanaan, 13 kecamatan dan 95 desa. Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (Jl. Ir. H Juanda), yang kemudian pada tahun 1982 gedung perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. Ahmad Yani, Bekasi. Mulai tahun 2004, Pemerintahan Kabupaten Bekasi dipindahkan ke Cikarang Pusat, Kota Deltamas dengan tujuan untuk memeratakan pembangunan di daerah timur Bekasi.
Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi pada tahun 2004 mencapai 1.950.209 jiwa. Bila dilihat dari rasio penduduk berdasarkan kelamin adalah 1,04 banding 1,00, dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 996.150 jiwa dan perempuan 954.054 jiwa. Adapun laju pertumbuhan penduduk hasil perhitungan sensus tahun 2000 sebesar 4,23 % terdiri dari migrasi 2,33 % dan alamiah 1,90%. Pada tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Bekasi bertambah menjadi 2.027.902 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 3,98% dari tahun sebelumnya.Penduduk bekasi mayoritas merupakan pendatang sehingga tak heran jika banyak budaya nya pn telah banyak berakulturasi.
Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Bekasi mencapai 3.002.112 jiwa. Tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Bekasi menjadi 3.112.698 jiwa atau naik 120.586 jiwa dari tahun 2013.Penduduk berjenis kelamin laki-laki adalah 1.592.588 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan 1.530.110 jiwa pada tahun 2014.Dengan luas wilayah 127.388 hektar, tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bekasi mencapai 2.451 jiwa per km2.
Kecamatan dengan penduduk tertinggi ialah Tambun Selatan dengan jumlah penduduk mencapai 486.041 jiwa atau 16 persen dari total penduduk Kabupaten Bekasi pada tahun 2014. Kecamatan dengan penduduk terendah ialah Bojongmangu dengan jumlah penduduk 25.587 jiwa pada tahun 2014.
Sebagian besar wilayah Bekasi adalah dataran rendah dengan bagian selatan yang berbukit-bukit. Ketinggian lokasi antara 0 – 115 meter dan kemiringan 0 – 250 meter. Kabupaten Bekasi yang terletak di sebelah Utara Provinsi Jawa Barat dengam mayoritas daerah merupakan dataran rendah, 72% wilayah Kabupaten Bekasi berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan air laut. Berdasarkan karakteristik topografinya, sebagian besar Kabupaten Bekasi masih memungkinkan untuk dikembangkan untuk kegiatan budidaya,Terutama untuk budidaya ikan di tambak ataupun untuk budidaya hewan domestik seperti ayam dan kambing.
Jenis tanah di Kabupaten Bekasi diklasifikasikan dalam tujuh kelompok. Kelompok yang paling layak untuk pengembangan pembangunan memiliki luas sekitar 16.682,25 Ha (81,25%), yang terdiri dari jenis asosiasi podsolik kuning dan hidromorf kelabu; komplek latosol merah kekuningan, latosol coklat, dan podsolik merah; aluvial kelabu tua; asosiasi glei humus dan alluvial kelabu; dan asosiasi latosol merah, latosol coklat kemerahan, dan laterit. Klasifikasi cukup layak seluas 3.745,04 Ha (18,24%), terdiri dari jenis tanah asosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan. Sisanya sekitar 104,71 Ha (0,51%) dari jenis podsolik kuning merupakan areal yang kurang layak untuk pembangunan.
Ditinjau dari tekstur tanahnya, sebagian besar wilayah ini memiliki tekstur tanah halus sekitar 15.555,04 Ha (75,76%) dan bertekstur sedang sekitar 4.755,21 Ha (23,16%) berada di sebelah utara dan sebelah selatan yakni, sedangkan sisanya sekitar 221,75 Ha atau 1,08% bertekstur kasar berada di sebelah barat. Tingkat kepekaan tanah terhadap erosi cukup baik/stabil. Tingkat kepekaan ini diklasifikasikan tiga bagian yakni stabil (tidak peka), peka, dan sangat peka. Sekitar 17.220,19 Ha (83,87%) dari luas lahan merupakan lahan stabil yang layak untuk dikembangkan untuk berbagai macam kegiatan perkotaan. Seluas 3.127,02 Ha (15,23%) dari lahanya memiliki kondisi peka dan masih cukup layak untuk dibangun. Sedangkan di bagian selatan, lahnnya sangat peka terhadap erosi yakni sekitar 184,79 Ha (0,9%), kurang layak untuk dikembangkan. Adanya beberapa sungai yang melewati wilayah Kabupaten Bekasi merupakan potensi sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di Kabupaten Bekasi terdapat enam belas aliran sungai besar dengan lebar berkisar antara 3 sampai 80 meter, yaitu sebagai berikut Sungai Citarum, Sungai Bekasi, Sungai Cikarang, Sungai Ciherang, Sungai Belencong, Sungai jambe, Sungai Sadang, Sungai Cikedokan, Sungai Ulu, Sungai Cilemahabang, Sungai Cibeet, Sungai Cipamingkis, Sungai Siluman, Sungai Serengseng, Sungai Sepak dan Sungai Jaeran.
Selain itu, terdapat 13 situ yang tersebar di beberapa kecamatan dengan luas total 3 Ha sampai 40 Ha, yaitu Situ Tegal Abidin, Bojongmangu, Bungur, Ceper, Cipagadungan, Cipalahar, Ciantra, Taman, Burangkeng, Liang Maung, Cibeureum, Cilengsir, dan Binong. Saat ini kebutuhan air di Kabupaten Bekasi dipenuhi dari 2 (dua) sumber, yaitu air tanah dan air permukaan. Air tanah dimanfaatkan untuk pemukiman dan sebagian industri. Kondisi air tanah yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi sebagian besar merupakan air tanah dangkal yang berada pada kedalaman 5 – 25 meter dari permukaan tanah, sedangkan air tanah dalam pada umumnya didapat pada kedalaman antara 90 – 200 meter. Air permukaan, seperti sungai, dimanfaatkan oleh PDAM untuk disalurkan kepada konsumennya, baik permukiman maupun industri.
Kabupaten Bekasi dipimpin oleh bupati Hj. Neneng Hasanah Yasin dan wakil bupati H. Rohim Mintareja yang dicalonkan oleh fraksi Golkar, yang memerintah dari tahun 2012. Neneng Hasanah Yasin adalah calon dari Partai Golkar dan H. Rohim Mintareja dari partai Demokrat. Neneng Hasanah Yasin adalah anggota DPRD jawa barat. Rohim Mintareja adalah anggota DPRD Kab. Bekasi dari Dapil DPRD Kab. Bekasi 1 yang bertugas di Komisi C. Pasangan ini cukup kuat di daerah Pebayuran, Tambun, Cibitung, Cikarang Barat, Cibarusah, terkecuali di Cikarang Selatan yang mayoritas memilih pasangan Darip Maulana dan Jejen Sayuti.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bekasi